FITTING CROSS

Ada pertanyaan menggelitik dari customer. Mengapa saat fitting lensa progressive, Fitting Cross (FC) harus berimpitan dengan titik pupil, tetapi kita melihat dan mengukur power jauh (DRP) 4mm
sampai 6mm di atasnya?

Fitting Cross adalah satu tanda penting dari Lensa Progressive. Walaupun menurut Palmer R. Cook,
OD FC tidak memiliki fungsi optis (bukan area untuk mengoreksi penglihatan) yang penting, tapi justru memastikan titik atau area penting dihasilkan dengan tepat.

FC memiliki 3 komponen yaitu garis vertikal, horizontal dan pertemuan antara keduanya. Garis Horisontal menjadi acuan untuk mengukur area vertikal misalnya mengukur berapa area tersisa diatas garis horisontal berapa mm yang tersisa dari tepi lensa paling bawah. Garis Vertikal menjadi acuan, apakah mengukur area lateral, misal Mono PD. Komponen yang ke 3 adalah titik pertemuan garis veritcal dan horizontal. Titik ini digunakan untuk mengukur berapa tinggi PV.

FC adalah tanda yang secara bersamaan didefinisikan sebagai titik acuan untuk mengukur untuk power jauh (DRP), power dekat (NRP) dan point untuk menentukan dimana letak titik prisma (PRP). Di titik PRP kita akan mengecek berapa nilai prisma, jika kita membutuhkan atau apakah ada prisma walaupun kita tidak membutuhkan. Hampi semua lensa progressive membutuhkan prisma untuk menghasilkan lensa yang bagus secara kosmetik dengan memiliki ketebalan yang sama antara tepi atas dan tepi bawah.

Lingkaran biru pada gambar di atas adalah stoper pada Lenso Meter. Ketika kita mengukur titik FC maka area yang diukur adalah titik FC, area DRP dan juga area progressive (warna kuning). Area progressive dimulai di bawah FC. Oleh karenanya kita tidak bisa mendapatkan power yang sama dengan power jauh.

Karena ada area progressive yang diukur, maka perbedaan ukuran di FC sangat tergantung dari power jauh, power dekat dan panjang corridor. Pada Lensa dengan ukuran jauh kecil/plano dengan ADD yang kecil (1.00 D misalnya) kita tidak melihat perbedaan yang significant. Tetapi ketika power jauh dan ADD nya tinggi, maka perbedaan power di DRP dan FC sangat significant bahkan bisa di atas 0.20 D.

Pelajaran dan pengalaman membuat praktisi sering membuat tanda “+” di titik pupil pasien. Ada banyak kesalahpahaman yang beranggapan bahwa FC adalah titik untuk melihat jauh. Faktanya, saat melihat jauh orang harus merubah posisi dagunya,ke atas atau ke bawah. Jangan lupa titik FC adalah titik di mana progressi corridor dimulai, sehingga pasien akan melihat sedikit di atas FC untuk melihat jauh secara jernih.

Di Fitting Cross sebagian besar berkas cahaya (dari lens meter) melewati bagian di corridor dan sebagian lagi bagian bawah dari corridor. Dengan demikian kita tidak dapat mengukur refraksi power di FC. Penting untuk diingat, pasien akan merubah posisi lihat sedikit di atas FC dengan cara menurunkan dagu atau menaikan dagu dan menaikan pandangan.

Felixianus Nunang
TOL

Sumber : https://www.2020mag.com/article/the-fitting-cross

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *