Pentingnya Kesehatan Mata Di Era Informasi

Dewasa ini informasi menjadi komoditas yang amat penting. Bahkan ada yang berpendapat, kini informasi telah menjadi salah satu kebutuhan pokok.

Disadari ataupun tidak, ternyata porsi terbesar informasi kita peroleh melalui indra penglihatan. Apalagi dengan semakin berkembang pesat teknologi informasi seperti smartphone, komputer, tablet, video, sosial media, dan pelbagai media komunikasi visual lainnya.

Diperkirakan lebih dari 80% informasi kita peroleh melalui indra penglihatan. Dengan demikian penting sekali untuk menjaga agar organ mata tetap sehat hingga dapat berfungsi secara baik.

Indra peglihatan bukan hanya untuk mendapatkan informasi, namun lebih jauh lagi dengan penglihatan yang baik akan menentukan kualitas hidup serta banyak hal yang dapat dilakukan. Dengan penglihatan yang baik akan membuka jenjang karir, sosialisasi diri, menumbuhkan rasa percaya diri, produktivitas, dan kesejahteraan hidup.

Mata juga merupakan organ yang diperlukan untuk menampilkan ekspresi seseorang sehingga dapat lebih dipahami oleh orang lain. Selain itu mata merupakan unsur yang sangat penting untuk estetika tubuh serta penampilan.

Namun kenyataan menunjukkan, kesehatan mata masyarakat tidaklah baik-baik amat. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di seluruh dunia sekitar 2,2 miliar orang mengalami gangguan penglihatan, dan di antaranya 1 miliar kasus sebenarnya bisa dicegah.

Pada tingkat global, gangguan penglihatan terbanyak dalam bentuk kelainan refraksi yang tidak terkoreksi (49%), kemudian katarak (26%) dan Age related Macular Degeneration (AMD, 4%). Sedangkan penyebab kebutaan terbanyak adalah katarak (34,47%), diikuti kelainan refraksi yang tidak terkoreksi (20,26%), dan glaukoma (8,30%).

Diperkirakan lebih dari 7 juta orang menjadi buta setiap tahunnya, dan setiap 5 detik bertambah 1 orang buta. Dari mereka yang mengalami kebutaan sekitar 80% sebenarnya dapat dicegah hingga tidak perlu terjadi (avoidable blindness).

Kenyataan menunjukkan, walau sebagian besar dialami oleh mereka yang berumur di atas 50 tahun, namun gangguan penglihatan dapat mengenai siapa pun pada segala usia termasuk anak-anak. Dengan demikian gangguan penglihatan perlu menjadi perhatian hingga dapat dilakukan pencegahan sejak dini.

Program Kesehatan Mata

Dalam meningkatkan taraf kesehatan mata sangat penting terselenggaranya pelayanan kesehatan mata yang bermutu dan terjangkau serta tentu saja tidak membenani dari segi finansial.

Namun sayangnya, pelayanan kesehatan umumnya lebih difokuskan pada upaya kuratif untuk mengobati dan merawat mereka yang telah menderita penyakit mata. Sedangkan peningkatan taraf kesehatan serta pencegahan penyakit mata cenderung mendapatkan skala prioritasnya yang rendah. Padahal peningkatan taraf kesehatan serta pencegahan penyakit mata perlu menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan.

Menghadapi masalah gangguan penglihatan, World Health Assembly (WHA) dalam sidangnya pada mei 2021 telah menetapkan target global kesehatan mata untuk dicapai pada 2030. Target WHA tersebut adalah peningkatan cakupan efektif koreksi kelainan refraksi sebesar 40%, dan peningkatan cakupan efektif operasi katarak sebesar 30%. Memang beberapa pihak menganggap target tersebut terlalu ambisius, namun tetap akan sekuat tenaga diusahakan perwujudannya.

Kesehatan Mata di Indonesia

Hasil Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014 – 2016 di lima belas provinsi di Indonesia menunjukkan tingkat kebutaan pada penduduk usia di atas 50 tahun mencapai 3%. Penyebab kebutaan terbanyak adalah katarak yang merupakan 77,7% dari seluruh kasus kebutaan. Penyebab kebutaan lainnya meliputi glaukoma, kelainan refraksi, gangguan retina (terutama diabetik retinopati), dan abnormalitas kornea (terutama xerophthalmia).

Data tersebut menjadi acuan program penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan di Indonesia dengan melakukan penanggulangan katarak dan kelainan refraksi, serta juga gangguan penglihatan lainnya.

Dalam rangka mengatasi masalah kesehatan mata, kemudian Kementerian Kesehatan menetapkan Peta Jalan Penanggulangan Gangguan Penglihatan 2018-2030. Target yang hendak dicapai denan peta jalan tersebut adalah: Tahun 2030 setiap orang di Indonesia mempunyai penglihatan optimal dan dapat sepenuhnya mengembangkan potensi dirinya.

Peta jalan tersebut menjadi acuan penanggulangan masalah kesehatan mata guna mewujudkan Indonesia Sehat Mata 2030. Dalam hal ini untuk menanggulangi masalah kesehatan mata perlu dilakukan edukasi, sosialisasi, dan pemberdayaan masyarakat agar menjaga kesehatan mata, serta juga tersedianya pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan, deteksi dini, maupun perawatan gangguan penglihatan.

Sayangi Mata Anda

Setiap tahun sejak 1998, pada hari kamis minggu ke dua bulan oktober diperingati sebagai Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day). Tahun ini peringatan tersebut berlangsung pada 13 oktober 2022.

Secara internasional, Hari Penglihatan Sedunia diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bekerja sama dengan IAPB (International Agency for the Prevention of Blindness). Peringatan ini dilaksanakan untuk memusatkan perhatian dan komitmen dunia pada kesehatan mata sebagai permasalahan global, regional, serta nasional.

Tahun 2022 ini Hari Penglihatan Sedunia diselenggarakan dengan tema sayangi mata anda (love your eyes). Tema ini merupakan kesinambungan keberhasilan peringatan tahun lalu dalam mendorong masyarakat menjaga kesehatan matanya, serta juga untuk menumbuhkan kesadaran mengenai permasalahan yang dihadapi lebih satu miliar orang di dunia yang mengalami gangguan penglihatan namun tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan.

Pada Hari Penglihatan Sedunia, masyarakat diingatkan mengenai pentingnya indra penglihatan serta kemungkinan mengalami masalah kesehatan mata. Tahun ini secara khusus IAPB melancarkan kampanye untuk melakukan pemeriksaan mata yang sesuai dengan anjuran sebaiknya rutin dilakukan paling tidak 2 tahun sekali.

Dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia tahun 2022, IAPB menggalang tekad bersama agar warga masyarakat melakukan pemeriksaan mata. Targetnya di seluruh dunia sebanyak 5 juta orang mendeklarasikan tekad untuk melakukan pemeriksaan mata.

Sebagaimana setiap tahun telah dilaksanakan, di Indonesia juga diselenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia 2022. Kegiatan yang dijalankan antara lain ceramah, seminar, siaran pers, perlombaan, serta bakti sosial kesehatan mata. Malah di Surabaya akan diadakan bakti sosial yang rencananya akan dicatatkan sebagai rekor nasional untuk peserta terbanyak pemeriksaan mata dan penyediaan kacamata.

Kiranya dengan Hari Penglihatan Sedunia 2022 akan memberikan dampak nyata semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat mengenai permasalahan kesehatan mata, serta pentingnya keterlibatan untuk bersama-sama mengatasi gangguan penglihatan. Dengan demikian akan dapat menjadi titik tolak untuk meningkatkan pelaksanaan program menuju tercapainya Indonesia Sehat Mata.


Penulis: Dr Paulus Januar, drg, MS, CMC pengajar kesehatan masyarakat pada Akademi Refraksi Optisi (ARO) Kartika Indra Persada - Jakarta